Minggu, 22 Maret 2009

Batu dan Bisikan

Batu dan Bisikan

Suatu ketika, tersebutlah seorang pengusaha muda dan kaya. Ia baru saja membelimobil mewah, sebuah Jaguar yang mengkilap. Kini, sang pengusaha, sedangmenikmati perjalanannya dengan mobil baru itu. Dengan kecepatan penuh, dipacunyakendaraan itu mengelilingi jalanan tetangga sekitar.
Di pinggir jalan, tampak beberapa anak yang sedang bermain sambil melemparsesuatu. Namun, karena berjalan terlalu kencang, tak terlalu diperhatikannyaanak-anak itu. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu yang melintas dari arahmobil-mobil yang di parkir di jalan. Tapi, bukan anak-anak itu yang tampakmelintas. Aah…, ternyata, ada sebuah batu yang menimpa Jaguar itu. Sisi pintumobil itupun koyak, tergores batu yang dilontarkan seseorang.
Cittt….ditekannya rem mobil kuat-kuat. Dengan geram, di mundurkannya mobil itumenuju tempat arah batu itu di lemparkan. Jaguar yang tergores, bukanlah perkarasepele. Apalagi, kecelakaan itu dilakukan oleh orang lain, begitu pikir sangpengusaha dalam hati. Amarahnya memuncak. Dia pun keluar mobil dengantergesa-gesa. Di tariknya seorang anak yang paling dekat, dan di pojokkannyaanak itu pada sebuah mobil yang diparkir.
“Apa yang telah kau lakukan!!! Lihat perbuatanmu pada mobil kesayanganku!!”Lihat goresan itu”, teriaknya sambil menunjuk goresan di sisi pintu. “Kamu tentupaham, mobil baru semacam itu akan butuh banyak ongkos di bengkel kalau sampaitergores.” Ujarnya lagi dengan geram, tampak ingin memukul anak itu.
Sang anak tampak ketakutan, dan berusaha meminta maaf. “Maaf Pak, Maaf. Sayabenar-benar minta maaf. Sebab, saya tidak tahu lagi harus melakukan apa.” Airmukanya tampak ngeri, dan tangannya bermohon ampun. “Maaf Pak, aku melemparkanbatu itu, karena tak ada seorang pun yang mau berhenti….”
Dengan air mata yang mulai berjatuhan di pipi dan leher, anak tadi menunjuk kesuatu arah, di dekat mobil-mobil parkir tadi. “Itu disana ada kakakku. Diatergelincir, dan terjatuh dari kursi roda. Aku tak kuat mengangkatnya, diaterlalu berat. Badannya tak mampu kupapah, dan sekarang dia sedang kesakitan..”
Kini, ia mulai terisak. Dipandanginya pengusaha tadi. Matanya berharap padawajah yang mulai tercenung itu. “Maukah Bapak membantuku mengangkatnya ke kursiroda? Tolonglah, kakakku terluka, tapi dia terlalu berat untukku.”
Tak mampu berkata-kata lagi, pengusaha muda itu terdiam. Kerongkongannyatercekat. Ia hanya mampu menelan ludah. Segera, di angkatnya anak yang cacatitu menuju kursi rodanya. Kemudian, diambilnya sapu tangan mahal miliknya, untukmengusap luka di lutut anak itu. Memar dan tergores, sama seperti sisi pintuJaguar kesayangannya.
Setelah beberapa saat, kedua anak itu pun berterima kasih, dan mengatakan bahwamereka akan baik-baik saja. “Terima kasih, dan semoga Tuhan akan membalasperbuatanmu.” Keduanya berjalan beriringan, meninggalkan pengusaha yang masihnanar menatap kepergian mereka. Matanya terus mengikuti langkah sang anak yangmendorong kursi roda itu, melintasi sisi jalan menuju rumah mereka.
Berbalik arah, pengusaha tadi berjalan sangat perlahan menuju Jaguar miliknya.Disusurinya jalan itu dengan lambat, sambil merenungkan kejadian yang baru sajadi lewatinya. Kerusakan yang dialaminya bisa jadi bukanlah hal sepele. Namun, iamemilih untuk tak menghapus goresan itu. Ia memilih untuk membiarkan goresanitu, agar tetap mengingatkannya pada hikmah ini. Ia menginginkan agar pesan itutetap nyata terlihat
“Janganlah melaju dalam hidupmu terlalu cepat, karena, seseorang akanmelemparkan batu untuk menarik perhatianmu.”
***
Teman, sama halnya dengan kendaraan, hidup kita akan selalu berputar, dan dipacuuntuk tetap berjalan. Di setiap sisinya, hidup itu juga akan melintasi berbagaimacam hal dan kenyataan. Namun, adakah kita memacu hidup kita dengan cepat,sehingga tak pernah ada masa buat kita untuk menyelaraskannya untuk melihatsekitar?
Tuhan, akan selalu berbisik dalam jiwa, dan berkata lewat kalbu kita. Kadang,kita memang tak punya waktu untuk mendengar, menyimak, dan menyadari setiapujaran-Nya. Kita kadang memang terlalu sibuk dengan bermacam urusan, memacuhidup dengan penuh nafsu, hingga terlupa pada banyak hal yang melintas.
Teman, kadang memang, ada yang akan “melemparkan batu” buat kita agar kita maudan bisa berhenti sejenak. Semuanya terserah pada kita. Mendengarbisikan-bisikan dan kata-kata-Nya, atau menunggu ada yang melemparkan batu-batuitu buat kita.
Terima kasih telah membaca.Hope you are well and please do take care

Tidak ada komentar:

Posting Komentar